Senin, 28 Maret 2011

Kebebasan Internet dan Demokrasi

Internet telah menjadi ruang publik paling utama di abad ke-21.

Hanya setahun lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menyerukan komitmen global bagi kebebasan Internet. Berdasarkan kerangka dasar hak asasi manusia universal, Kebebasan Internet--atau seperti yang didefinisikan oleh Menlu Clinton sebagai kebebasan berkoneksi--menjamin kebebasan berkumpul, berekspresi, dan berkumpul di dunia maya.

Saat ini, dengan terjadinya berbagai peristiwa global, komitmen ini menjadi jauh lebih penting dari sebelumnya. Dengan menjaga hak-hak ini di era digital, kita juga akan menjaga potensi dan janji masa depan Internet untuk menjadi sebuah tempat pertukaran ide, inovasi, koneksi dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan latar belakang kejadian di Mesir baru-baru ini, dan penutupan Internet terbesar yang terjadi di masa kita, kita telah mendengar berbagai permintaan dari Presiden Obama, Menteri Luar Negeri Clinton, dan para pemimpin dunia agar kita semua menghormati kebebasan untuk berkoneksi dan berkomunikasi, khususnya dalam pencarian dan pertukaran informasi lewat Internet.

Indonesia memiliki komunitas Facebook terbesar kedua di dunia, dan pengguna ketiga terbesar untuk Twitter, dan juga “rumah” bagi jutaan blog dengan segala macam topik: fotografi, politik, agama, olahraga, dan fesyen, yang merupakan topik-topik umum yang dibaca dan ditulis.

Internet telah menjadi ruang publik paling utama di abad ke-21--telah menjadi tempat bertemu bagi seluruh warga dunia. Bangsa Indonesia hidup di negara bebas di mana undang-undang dasar menjamin kebebasan individu seperti kebebasan berkumpul, berhimpun, dan berekspresi.

Oleh sebab itu Indonesia tidak mengenal jenis kelamin, agama, etnis, atau latar belakang ekonomi untuk memiliki akses Internet secara terbuka yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul bersama-sama secara online.

Berbagai aksi-aksi sipil damai yang telah kita lihat seperti Indonesian Unite dan “Koin untuk Prita”, mulai bermunculan di Internet. Warga-warga dari seluruh dunia setiap hari bertemu dan saling berhubungan lewat Internet untuk melihat berita dan bertukar informasi tentang apa yang terjadi di dunia atau untuk menjamin agar suara mereka didengar.

Lewat berbagai dialog ini, baik secara online atau percakapan langsung, berbagai dimensi baru dalam perdebatan yang telah kita lakukan selama berabad-abad mulai muncul, seperti: cara-cara memerintah yang terbaik, cara-cara untuk menegakkan keadilan, cara-cara untuk meraih kemakmuran dan cara-cara menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung pembangunan jangka panjang, baik di dalam maupun di luar negeri kita.

Pilihan solusi

Keterhubungan yang muncul di era digital telah menciptakan dorongan baru mencari solusi bagi berbagai isu-isu lama tersebut. Untuk itu, pemerintah-pemerintah dunia saat ini harus mengambil keputusan-keputusan sulit yang akan menentukan masa depan Internet.

Kita mengenal pilihan-pilihan tersebut, tetapi kita tidak mengetahui cara untuk menolak pilihan-pilihan itu. Bagaimana kita bisa memilih untuk melindungi antara kebebasan dan keamanan? Antara transparansi dan kerahasiaan? Antara kebebasan berekspresi dan toleransi serta kerukunan?

Pertama, kebebasan dan keamanan terlalu sering dipandang sebagai sesuatu yang saling berdiri sendiri, tetapi kita harus mempunyai keduanya, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Kita diperingatkan setiap hari akan janji sekaligus bahaya era informasi. Kita harus memiliki keamanan yang cukup untuk mewujudkan kebebasan, tetapi jangan terlalu banyak, hingga akan membahayakan kebebasan. Dalam menyeimbangkan antara kebebasan dan keamanan, tolok ukurnya adalah aturan hukum. Kepatuhan kita pada aturan hukum tidak hilang begitu saja di dunia maya.

Begitu pula komitmen kita terhadap kebebasan sipil. Amerika Serikat mempunyai tekad yang sama kuatnya baik di dunia nyata maupun di dunia maya untuk melacak dan menghentikan tindak terorisme dan kejahatan. Dalam dua sisi itu, kita berupaya meraih tujuan tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut.

Bukan rahasia lagi bahwa “keamanan” sering dijadikan pembenaran untuk menghancurkan kebebasan Internet. Pemerintahan yang menangkapi para blogger, yang mencampuri kegiatan warganya, dan yang membatasi atau menutup akses ke informasi dengan alasan menjaga keamanan tidaklah dibenarkan. Membungkam gagasan tidak akan membuat gagasan itu hilang.

Kedua, kita wajib melindungi baik transparansi maupun kerahasiaan. Transparansi itu penting. Kita bisa dan harus memberikan warga negara informasi mengenai pemerintah mereka dan membuka pintu bagi mereka untuk berbisnis yang dulunya tertutup bagi sebagian besar orang. Namun, kerahasiaan juga merupakan hal yang penting.

Kerahasiaan menjaga kemampuan organisasi dan pemerintahan dalam menjalankan misi mereka dan dalam melayani kepentingan masyarakat. Pemerintahan memang memiliki standar yang lebih tinggi dalam menjaga kerahasiaan karena mereka melayani kepentingan masyarakat.

Akan tetapi, semua pemerintahan menerapkan derajat kerahasiaan tertentu ketika menangani masalah-masalah seperti keselamatan umum dan keamanan nasional. Sebagai contoh, tidaklah wajar untuk mempublikasikan detail perundingan sensitif antarnegara tentang bagaimana menempatkan dan membuang bahan nuklir, atau bagaimana memerangi kekerasan oleh mafia narkoba

Ketiga, kita harus berusaha untuk melindungi kebebasan berekspresi, dan pada saat yang sama memupuk toleransi. Sama seperti alun-alun kota, Internet adalah rumah bagi setiap jenis pidato: palsu, ofensif, konstruktif dan inovatif. Dengan populasi online lebih dari dua milyar yang berkembang pesat, sifat dan variasi pidato-pidato secara online juga akan berkembang.

Tidak dapat dipungkiri, sejalan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, semua orang memiliki hak untuk bebas berekspresi. Tantangannya adalah untuk memenuhi komitmen kebebasan berekspresi secara online dengan menekankan pentingnya manfaat Internet untuk memajukan toleransi dan perdamaian.

Kami percaya bahwa cara terbaik untuk melakukan ini adalah mempromosikan kebebasan berbicara lebih banyak dan tidak membatasinya. Mengekspos dan menantang pidato ofensif, bukan menekannya, akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merespons and mengawasi. Ide-ide dan gagasan akan menjadi lebih kuat, dan mereka yang tidak memiliki dasar akan pudar seiring dengan waktu.

Melalui kebebasan Internet, kita memiliki kesempatan langka untuk mengikat masalah hak asasi manusia dengan aspirasi kami untuk kemakmuran ekonomi bersama. Prinsip-prinsip kebebasan Internet berakar pada keterbukaan sehingga Internet dapat tetap menjadi mesin ide-ide, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Pasar yang terbuka bagi produk dan jasa yang baru mejadi katalisator kewirausahaan, inovasi, dan investasi. Kita telah melihat investasi dan inovasi di pasar Internet global untuk negara-negara yang berupaya membuka kebijakan Internet mereka.

Ketika kita bergerak maju dan "alun-alun Internet" terus berkembang, kami yakin bahwa kita akan dapat melindungi dan memajukan prinsip-prinsip kebebasan dan keamanan; transparansi dan kerahasiaan, dan kebebasan berbicara dan toleransi. Secara keseluruhan, semua unsur itu merupakan pilar dari suatu dunia maya yang gratis dan terbuka untuk semua.

*Artikel ini ditulis oleh Scot Marciel, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

Baca.....

Senin, 07 Maret 2011

WORLD SILENT DAY CAMPAIGN





Saat ini bumi menghadapi kerusakan lingkungan, konflik sosial atas sumberdaya yang kian langka, dan perubahan iklim. Semuanya disebabkan terutama oleh aktivitas produksi dan konsumsi manusia yang tidak ramah lingkungan. Manusia harus sadar bahwa bumi perlu diberi waktu untuk memulihkan diri.

Apa itu World Silent Day (WSD)?
Hari Hening Sedunia atau World Silent Day (WSD) adalah gerakan masyarakat bersama untuk menyelamatkan bumi. WSD merupakan gerakan moral untuk memberikan ruang bagi bumi untuk bernapas, walaupun hanya sehari.
WSD mengajak masyarakat dunia melakukan hening pada 21 Maret tiap tahun. Sesuai namanya, pada hari tersebut, umat manusia diminta menjadi hening, mengurangi kegiatan harian, termasuk mengurangi berkendaraan. Tiap orang diminta berkontribusi mengurangi konsumsi energi, sumberdaya alam dan bahan-bahan lain.
21 Maret dipilih sebagai simbol peralihan menuju kehidupan baru, saat matahari berada pada titik vernal equinox dan akan bergerak dari khatulistiwa ke arah utara. Keesokan harinya pada 22 Maret dilanjutkan dengan penghargaan terhadap air sebagai Hari Air Sedunia.
Hari Hening Sedunia atau World Silent Day (WSD) adalah gerakan masyarakat bersama untuk menyelamatkan bumi. WSD merupakan gerakan moral untuk memberikan ruang bagi bumi untuk bernapas, walaupun hanya sehari. WSD mengajak masyarakat dunia melakukan hening pada 21 Maret tiap tahun. Sesuai namanya, pada hari tersebut, umat manusia diminta menjadi hening, mengurangi kegiatan harian, termasuk mengurangi berkendaraan. Tiap orang diminta berkontribusi mengurangi konsumsi energi, sumberdaya alam dan bahan-bahan lain. 21 Maret dipilih sebagai simbol peralihan menuju kehidupan baru, saat matahari berada pada titik vernal equinox dan akan bergerak dari khatulistiwa ke arah utara. Keesokan harinya pada 22 Maret dilanjutkan dengan penghargaan terhadap air sebagai Hari Air Sedunia.

Bagaimana Ide WSD Muncul?
Gagasan WSD lahir menjelang penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim (COP 13 UNFCCC) di Bali. Sebagai bagian partisipasi masyarakat Bali mengatasi perubahan iklim, Bali Organic Association (BOA), Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Eksekutif Daerah Bali, dan Yayasan Wisnu membentuk Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim. Kolaborasi ini bertujuan memfasilitasi partisipasi masyarakat menyampaikan aspirasi mengenai keadilan iklim.
Melalui beberapa temu kampung, pertemuan Ornop dan diskusi terfokus, tercetus gagasan mengangkat kearifan lokal di Bali yakni Nyepi, sebagai salah satu cara mudah mengurangi emisi gas rumah kaca. Aspek ekologisnya dapat ditawarkan ke dunia internasional, sehingga kampanyenya disebut World Silent Day atau Hari Hening Sedunia.

Bagaimana Cara Berpartisipasi?
Setiap orang dapat berpartisipasi dalam WSD dan melakukan pengurangan konsumsi energi serta bahan lain secara kreatif. Hening selama 24 jam mungkin sulit bagi orang-orang di jaman ini. Namun pengurangan konsumsi tetap bisa dilakukan. Misalnya, seminggu sekali bersepeda ke tempat kerja atau mematikan beberapa barang elektronik.
Setiap orang dapat memilih caranya sendiri untuk melakukan hening.
Kirimkan pengalaman hening tersebut untuk dibagi kepada orang lain melalui mysilent@worldsilentday.org. Masyarakat juga bisa memberikan kontribusi dana, bahan kampanye, ide, waktu dan komitmen atau menjadi perwakilan WSD di daerah masing-masing

more info :
Jalan Pengubengan Kauh No. 94 Kerobokan, Badung – Bali
Telp/ Fax : +62 361 735 321 / 735 320
Email : info@worldsilentday.org
Situs web: http://worldsilentday.org


Baca.....